السبت، 12 أكتوبر 2013

Kesopanan Berbahasa Mencerminkan Tingkat Peradaban Seseorang

       



          Berbahasa seringkali dianggap bisa mencerminkan tingkat kesantunan seseorang. Orang yang lemah lembut dalam bertutur kata akan terlihat lebih berwibawa. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali dalam berkomunikasi, kita terbawa bukan oleh penampilan lawan kita dalam berkomunikasi tetapi lebih sering oleh olah tutur lawan kita dalam berbahasa. Seburuk apapun penampilan seseorang bila yang bersangkutan sudah berdialog dengan kita maka secara tidak langsung anggapan kita terhadap orang tersebut akan berubah begitu kita mendengar cara bertutur katanya.

   Dalam bertutur kata baik diksi maupun cara penyampaiannya memang bisa kita tebak,walaupun tidak mutlak, bagaimana perilaku orang tersebut bertindak dan berperilakusehari-hari. Orang yang sering berkata kasar tentunya akan membawa anggapan pada orang yang mendengarkannya bahwa orang tersebut sering bertindak kasar dan sering menghalalkan segala cara. Demikian juga sebaliknya, bahwa orang yang cara bertuturnya tertata, runtut serta lemah lembut pembawaannya, bisa dipastikan bahwa orang tersebut adalah orang yang mengerti sopan santun.

     Dalam berbahasa Indonesia pun demikian, walaupun tidak seperti di bahasa daerah kesantunan dalam berbahasa masih bisa kita amati baik itu melalui cara penyampaian maupun cara pemilihan katanya. Sebagaimana bahasa daerah, Bahasa Indonesia pun mempunyai kata kata yang dimaksudkan untuk lebih melembutkan pemaknaan agar tidak terkesan kasar bagi penerimanya. Misalnya, frase “meninggal dunia” lebih sering digunakan untuk menggantikan kata mati atau wafat. Begitu pula kata diamankan lebih sering digunakan untuk menggantikan kata ditangkap. Itu adalah dua contoh kecil penggunaan bahasa Indonesia yang sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.

        Bagi penggunanya, dua contoh di atas bukan dimaksudkan untuk memanipulasi arti atau maksud dari pesan yang disampaikan namun semata-mata untuk lebih melembutkan kesan yang diterima oleh penerima pesan agar lebih tenang menyikapinya. Bisa kita bayangkan bagaimana perasaan seseorang yang diberitahu bahwa kerabatnya atau teman dekatnya telah mati dengan kata kata “ maaf istrimutelah mati “ tentu perasaan orang tersebut akan lebih campur aduk dalam menyikapi pesan yang disampaikan. Tentu akan lebih menyejukkan apabila pemberitahuan itu disampaikan dengan cara “ ibu dari anak anakmu telah meninggal dunia, kami turut berbela sungkawa”.

       Sudah banyak contoh yang bisa kita amati baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui media elektronik) bahwa orang – orang yang terkenal santun perilakunya, dalam setiap penampilannya, hampir dipastikan akan selalu terlihat tenang cara bertutur katanya serta baik pemilihan katanya.

        Dalam berbahasa kita memang dituntuk untuk berbahasa secara benar dan tepat namun bersopan santun dalam berbahasa pun harus diperhatikan agar persepsi penerima pesan yang hendak kita sampaikan tidak negatif terhadap kita. Dengan berbahasa yang sopan, baik, dan benar bisa memcerminkan siapa kita sesungguhnya apakah kita termasuk orang yang beradab atau orang tak beradab. 

0 komentar:

إرسال تعليق