السبت، 13 يوليو 2013

Kisah Kunjungan Arsenal ke Indonesia pada tahun 1983


     Sekitar tiga dekade yang lalu, Indonesia pernah menerima kunjungan dari klub top Inggris, Arsenal. Di saat itu, sebuah klub di tanah air mendapatkan kemenangan atas The Gunners.

      Arsenal melakukan tur ke Indonesia pada bulan Juni 1983. Klub London Utara itu menjalani tiga pertandingan dalam waktu enam hari. Satu di Medan, satu di Jakarta, dan satu lagi di Surabaya.

     Arsenal, yang saat itu dilatih oleh Terry Neill, mengawali aksinya dengan VSP 3-0 di Medan. Mereka kemudian mengalahkan VSPSSI 5-0 di Jakarta.

        Satu-satunya tim yang bisa mengalahkan Arsenal adalah NIAC Mitra. NIAC Mitra menaklukkan 'Meriam London' dengan skor 2-0 di Stadion 10 November, Surabaya, 16 Juni 1983. Dua gol kemenangan mereka diciptakan oleh Fandi Ahmad dan Joko Malis.


      Dalam kunjungannya ke Indonesia saat itu, Arsenal membawa beberapa pemain terbaiknya, seperti David O’Leary, Pat Jennings, Kenny Sansom, Brian Talbot, Alan Sunderland, dan Graham Rix. Tapi, karena padatnya jadwal pertandingan (tiga pertandingan dalam enam hari), fisik mereka pun menurun dan beberapa pemain cedera.

       Karena minimnya jumlah pemain bugar, Neill dan Terry Burton (staf pelatih) bahkan sampai harus turun ke lapangan dan bermain di Jakarta. 


     "Ada beberapa pemain yang cedera di pertandingan pertama. Jadi, saya harus membuat sejumlah pergantian di Jakarta dan memainkan diri saya dan Terry Burton!" kenang Neill yang dilansir situs resmi Arsenal.


    "Saya bermain hampir di sepanjang babak kedua, dan Terry juga. Kami masuk karena ada dua pemain cedera."

     Neill mengaku sangat terkesan dengan sambutan yang didapat timnya selama di Indonesia. Bahkan, setelah kunjungan bersama Arsenal itu, dia juga bekerja di Indonesia dengan menjadi konsultan untuk Pelita Jaya (sekarang Pelita Bandung Raya).


       "Itu adalah perjalanan yang hebat dan orang-orang Indonesia adalah tuan rumah yang baik," katanya.


       "Cara mereka memperlakukan kami sangat baik. Stadionnya juga sangat menyenangkan."

       "Kami kalah 0-2 (di pertandingan terakhir) dan saat itu kami sudah kelelahan, habis-habisan setelah musim yang panjang. Mungkin di sana terlalu banyak sinar matahari untuk kami!"


       O'Leary, yang setelah pensiun sempat menjadi manajer Leeds United dan Aston Villa, juga masih mampu mengingat dengan baik kunjungannya ke Indonesia saat itu.


        "Yang paling saya ingat soal itu adalah putra saya (John) lahir beberapa hari sebelum tur dan kalau dia tidak lahir tepat waktu, saya tak akan ikut tur," ujar O'Leary.


      "Klub pergi ke Bali setelah pertandingan berakhir dan saya ingat saat itu meminta kepada (sekretaris klub) David Miles untuk pulang segera setelah pertandingan terakhir selesai. Jadi, saya ke Bali, semalam ke sana, lalu segera terbang ke Inggris untuk bertemu istri dan putra saya."


      "Sebagai sebuah skuat kami sudah terbiasa pergi ke Timur Jauh, Singapura, tempat-tempat seperti itu, Hong Kong. Kami memainkan pertandingan setelah musim yang panjang dan suporter akan selalu memberi kami sambutan luar biasa. Orang-orang Indonesia memperlakukan kami dengan sangat baik.

      "Tapi, kelahiran putra saya yang membuat perjalanan ke Indonesia adalah yang paling saya kenang daripada yang lainnya."

       Setelah 30 tahun berlalu, Indonesia akan kembali mengunjungi Indonesia tahun ini. Pasukan Arsene Wenger akan menghadapi Indonesia XI di Stadion Gelora Bung Karno,malam ini.

0 komentar:

إرسال تعليق